Senin, 26 November 2012

Jeritan hati untuk TERORIS AL KAFIR!

Hari ini Media Internasional khusus Media Barat Mereka Apakah Mengatakan

"All Muslims Are Not Terrorist But All Terrorist Are Muslim."

benarkah itu...?
...

1) "Hitler"
Apakah Anda Tahu Siapa Apakah Dia?????
Dia Apakah Seorang Kristen!!
Namun Media Tidak Akan Pernah Katakan Itu Kristen Apakah Teroris!!!

2) Joseph Stalin Disebut Sebagai Paman Joe
"Dia Telah menewaskan 20 Juta Manusia Termasuk 14,5 Juta Were Starved Untuk Kematian" Apakah Dia Muslim?

Mao Tse Tsung (Cina)
"Dia Telah menewaskan 14 Untuk 20 Juta Manusia." Apakah Dia Muslim?

5) Benito Mussolini (Italia)
"Dia Telah menewaskan 400 Ribu Menjadi Manusia. Apakah Dia Muslim?

6) Ashoka
"Dalam Pertempuran Kalinga Dia menewaskan Tewas 100 Ribu Menjadi Manusia.
Apakah Dia Muslim?

7) Embargo Masukan Dengan George Bush
Di Irak 1/2 Juta Anak Telah Tewas Di Irak Sendirian!
Bayangkan ini Orang Apakah pernah Disebut Teroris By The Media. Kenapa??

Ketika Amerika membutuhkan 1 juta jiwa di Irak untuk minyak: Muslim?
Ketika India membunuh 5 orang lakh di Kashmir, istri mereka: Muslim?
Ketika Serbia memperkosa wanita Muslim inKosovo / Bosnia: Muslim?
Ketika Rusia membunuh 200.000 warga Chechnya dalam pemboman: Muslim?
Ketika orang-orang Yahudi menendang keluar Palestina dan mengambil tanah mereka: Muslim?
Ketika drone Amerika membunuh seluruh keluarga di Afghanistan / Pakistan: Muslim?
Ketika Israel membunuh 10.000 warga sipil Lebanon karena 2 tentara yang hilang: Muslim?

Ketika umat Islam membalas dan menunjukkan bagaimana Anda memperlakukan kita:
"Terorisme?"

Sepertinya kata
"Terorisme" hanya diperuntukkan bagi umat Islam.

Ada jutaan dan jutaan Muslim di seluruh dunia sejak berabad-abad, jika Islam mendorong Terorisme dan membunuh bersalah, semua orang akan mati!

Hari Mayoritas Of The Muslim Non Apakah Takut Dengan Mendengar Kata-kata "Jihad"

Jihad Apakah Sebuah Firman Arab Yang Berasal Dari Firman Akar Arab "Jahad" Yang Berarti "Untuk Upayakan" Atau "Untuk Perjuangan"
"Untuk Upayakan Atau Perjuangan" Terhadap Kejahatan Dan Untuk Keadilan, Ini Tidak Berarti Membunuh Innocents, Perbedaan adalah We Stand Against Kejahatan, Bukan Dengan Jahat "

Silakan SAHAM orang semaksimal mungkin sehingga mereka akan tahu kebenaran!
Lihat Selengkapnya
Batal Suka · · · 20 November pukul 16:21

Minggu, 25 November 2012

Cara Membuat Kimchi




Annyong haseo Korean lover ^_^

Sudah memasuki bulan November nih! Artinya musim hujan di Indonesia dan musim dingin di Korea. Postingan Charu kali ini tentang kimchi. Well, sebenarnya artikel ini dibuat karena Charu sudah buat kimchi dua kali dalam bulan ini. Teman-teman di kosan pada bilang saya aneh karena suka makan-makanan yang “aneh”. Sepintas mungkin mereka berpikir, “kok mau-mau aja makan sayur lama. Menangya ga basi ya?”. Tentu saja tidak! Kimchi adalah makanan yang terbuat dari sayuran-sayuran yang tahan lama dan dibuat dengan cara difermentasikan. Malah semakin lama di fermentasikan sekitar 2-4 minggu atau SETAHUN, rasa kimchi akan semakin enak (rasanya asam, pedas, asin). Kimchi berasal dari Negara Korea. Saat Charu bilang begini sebenarnya bukan karena Saya Maniak Korea hehehehe ^_^. Tapi lebih dekat kepada “Pecinta Kuliner sehat”. Sama seperti asinan, atau acar Indonesia yang terbuat dari potongan bawang merah, wortel, dan timun yang ditambahkan cuka dan gula. Orang-orang Indonesia dominan akan memakan makanan manis, bakso, dan coklat pada saat musim hujan begini. Sudah itu malas beraktivitas pula karena enggan untuk berbasah-basahan dengan hujan. Akibatnya BADAN MELAr deh!. Nah! Berhubung Kimchi kaya akan gizinya (Menurut majalah health magazine dari satu situs yang say baca, Kimchi adalah makanan sehat sedunia, seperti halnya tempe) maka saya jadi suka. Kimchi sangat bagus untuk kesehatan karena terbuat dari sayuran segar. Lagi pula rasanya memang Ueenaaak bangeet. Asem tapi ga bikin mules, pedes tapi ga bikin maagh (Saya punya penyakit magh kronis soalnya).

Ada beberapa macam kimchi di Korea berdasarkan bahannya. Tapi Charu hanya membuat Bachu kimchi (Sawi Pedas) yang dilengkapi dengan lobak sebagai bahan pendamping bahan utama dan ikan laut. Sebelum kita buat kimchi, kalian harus tahu bahan-bahannya. Karena kita tinggalnya di Indonesia maka pergunakan saja bahan-bahan yang ada di pasar. Rasanya sama kok! Beda merek dan lokasi produksi aja. Seperti SOyuatau kita sebut dengan kecap asin. Biasanya Charu belanja bahannya di Pasar Minggu. Karena selain dekat dengan kosan, juga banyak bahan tertentu yang Cuma ada di sana.

Keterangan yang dikasih tanda * (bintang) berarti bisa ditambahin/diganti/atau tidak di pakai.

BAHAN:

Bahan
Nama
Jumlah
Harga
Sawi putih
2 kg
5 – 8 ribu-an/kg
Lobak
1 Kg
6-7 ribuan/Kg
Daun Bawang*
(sesuka kalian aja deh)
1000 perak juga boleh ^.^
Udang*, Tuna*, Teri*, (pokonya ikan laut deh).
Ini sebagai garnish aja. Masukin 500gr jg bisa J
(tergantung jenisnya)
Bumbu
Bawang putih biasa
(kalau saya beli yang sudah di halusin)
(beli aja 1500)
Jahe
(Idem, beli bumbu halus)
1500 aja
Kecap ikan
1 botol kecil
4-6rb-an
Kecap asin
1 botol kecil
4-6 rb-an
Garam
3 bungkus
1000/bungkus
Bubuk cabe
1 bungkus (250gr)
8rb-an
Tepung beras
100 gr
5rb/bungkus (500gr)

CARA MEMBUAT:

PERSIAPAN Sayurnya:

1. Sawi putih, lobak, dan daun bawang dicuci sampai bersih.

2. Agar lebih mudah dimakannya nanti, maka sawi putih dilepas dari bonggolnya. Lalu kemudian di rendam selama 4-6 jam dengan air matang (Kalau saya pakai air yang dimasak dan dicampur air kran, Aqua mahal sih!). semakin asin air rendaman, semakin gurih rasa sawi nanti.

3. Setelah direndam, sawi boleh dicuci lagi untuk mengurangi asinnya (rasa asin tergantung selera, tapi jika sudah terfermentasi, rasa asin akan menjadi sifat resesif).

4. Lobak dan daun bawang dipotong-potong sesuai selera.

PERSIAPAN bumbunya:

1. Masak tepung beras dengan air panas, aduk hingga seperti bubur sum-sum.

2. Masukkan suwiran ikan laut (bisa udang, teri, atau tuna untuk menambah cita rasanya).

3. Tambahkan bawang putih, jage, kecap ikan, kecap asin. Lalu aduk rata.
kecap ikan dan kecap asin yang saya pakai.

PERSIAPAN fermentasi:

Bumbu yang sudah jadi tadi dicampurkan dengan bahan sayuran yang sudah direndam tadi Eits! Air rendamannya jangan sampai ikutan ya!. Setelah tercampur rata, kimchi siap difermentikan. Jika suka, boleh langsung dinikmati bersama nasi dan lauk pauk lain. Rasa pedasnya maknyos!, rasa gurih dari ikan lautnya Mantap!. Tapi rasa pedas asin itu akan berubah menjadi ASAM, PEDAS, dan asin yang dikit setelah melalui proses fermentasi. Jangan lupa simpan kimchi dalam wadah plastic yang kedap udara. Setelah fermentasi satu minggu Kimchinya di simpan dalam lemari es supaya proses fermentasi terhenti.

So… selamat mencoba yaa!

catatan:

1. Sawi putih yang digunakan harus bebas ulat dan dalam keadaan yang baik untuk cita rasa yang lebih baik.

2. Sebagian orang ada yang menambahkan cuka atau perasan jeruk lemon pada proses pembuatannya, tapi saya tidak mau memakai itu karena pada saat fermentasinya sendiri Kimchinya akan berubah jadi asam dengan sendirinya.

3. Daging hasil laut sengaja saya masak bersama tepung beras dan bumbu lain karena pada saat percobaan membuat kimchi pertama kali, saya sangat kaget! Sumpah! Aneh! Kayak makan bumbu dapur mentah. Tapi Setelah melalui proses pemasakan, rasanya baru enak. Dan ini lah hasil rasa kreasi saya (disesuaikan lidah Indonesia-nya hehehehe ^_^)v.

4. Penyimpanan menggunakan bahan logam akan mempengaruhi rasa asli kimchi.

5. Orang-orang korea biasa menyebut sawi pedas dengan “BACCHU KIMCHI” artinya, kimchi yang terbuat dari sawi putih saja. Karena saya ingin terasa hangat pada saat memakannya, maka saya tmbahkan lobak lebih banyak lagi ^_^. Rasanya YUMMY banget! Mirip makan bengkoang asem ehehehehe.

6. Daun bawang berkhasiat untuk membersihkan wajah. Jadi berhubung bulan lalu jerawatan, maka Charu masukin aja deh daun bawang dalam resep bachu kimchi ini. Rasanya sama aja kok J

7. Well,,,, akhir kata… saya sarankan untuk makan kimchi supaya sehat, umur panjang, banyak rejeki (^_^)v


Sabtu, 27 Oktober 2012

"Sumpah Pemuda" Sudah Aki-Aki


Tepat pada hari ini sekitar 84 thn yg lalu. pemuda negara qt melakukan sebuah tindakan berani berdasarkan ikrar yg disebut

SUMPAH PEMUDA

bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Berbahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Semakin mendekati usia tua usia kemerdekaan rasa-rasanya ikrar tersebut bagaikan angin lalu saja. Jika kita melirik kronologi yang terjadi pada pemuda indonesia kini.

Bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.

Dulu:
Mengapa sumpah ini disebut dengan sumpah pemuda?

Pemuda itu adalah manusia yang memiliki jiwa berjuang yang tinggi. Semangat yang menggelora. Kekuatan yang lebih besar dibandingkan usian kanak-kanak ataupun orang tua. Maka dari itu merekalah lebih banyak yang menjadi penggerak dalam perjuangan kemerdekaan negara Indonesia sewaktu warga asing menginvansi wilayah Indonesia. Walaupun penjajahan di wilayah lain, mereka bergerak bersama menyatukan pemikiran, strategi dan kekuatan untuk menghalau musuh yang berusaha menguasai negara ini. Tapi..

itu pemuda dulu...

sekarang:

Pemuda kini lebih banyak bersikap acuh. Melihat negara bagiannya sendiri di eksploitasi oleh orang asing, diam saja. Orang-orang pintar lari keluar negeri mengais rejeki disana. yang tersisa hanya orang-orang yang 'lugu' menerima kenyataan bahwa sedikit demi sedikit negara tempat tinggalnya dikuasai orang asing.

kalaupun ada yang bergerak,,, terbatas sampai menggunakan kekerasan yang berujung pada pemberontakan konyol tanpa hasil.

Sungguh miris.... Kenyataannya Pemerintah sendiri masih belum bisa mengatasi pencurian kekayaan alam yang terjadi di negara ini kendatipun negara ini banyak memiliki Angatan Darat, Laut, dan Udara-nya.

Orang yang memiliki kemampuan hebat tak dihargai, sedangkan orang yang suka menjilat diangkat!

Pemuda.... Mana intelektualmu????? Bertumpah darah satu, tanah air indonesia..


berbangsa yang satu, bangsa Indonesia



dulu:

Berbagai prestasi yang diperoleh oleh bangsa kita sangat membanggakan. Membuat negara lain-pun gentar mendengar kata "Indonesia" dalam setiap kejuaraan. Pemuda yang berjiwa semangat berkobar memprioritaskan nama bangsanya sendiri dan BANGGA menjaga nama baik INDONESIA meski saat itu masih belum menyamai negara lain dalam bidang teknologi.

sekarang:

bahkan untuk hal yang paling kecil saja,,, meluangkan waktu untuk kepentingan warga Indonesia sendiri masih kerap terjadi istilah "molor waktu". Bahkan yang paling miris di dengar jika ada yang bilang "Namanya juga orang INDONESIA,,, kalo ontime bukan indo berarti.". Mendengar penuturan itu rasanya seperti tamparan untuk orang yang berbicara. MEmangnya ente bukan orang Indonesia?

sungguh Ironis.

Pemuda.... Mana Kreatifitasmu???? Bangga berbangsa Indonesia. Kau lah yang menentukan!

Berbahasa persatuan, Bahasa Indonesia.


dulu:

Pemuda berbondong-bondong mempelajari bahasa persatuan Indonesia mulai dari perkotaan sampai pelosok. HANYA demi mereka dapat bisa BERBAHASA satu, Bahasa Indonesia. Banyak Sastrawan hebat terlahir karena kecintaannya pada bahasa indonesia yang memiliki unsur budaya, tata krama, dan keberadaban.

Sekarang:

mempelajari bahasa Indonesia dalam mata pelajaran saja sudah malas-malasan.

Kini bahasa Indonesia yang memiliki nilai sastra tinggi berubah sedikit demi sedikit menjadi bahasa 4La! yang mayoritas digunakan hampir olelh pemuda Indonesia. Jika ditanya kenapa? jawabnya TREN.

sungguh... ter..laa..lu!

PEmuda.....oh pemuda..

Kamis, 25 Oktober 2012

Sebuah Tabir


Itu adalah tabir
tak pernah tersingkap walau banyak yang mencoba merusak. Dibaliknya terdapat sebuah peti. Lukisan bercorak warna ceria yang pernah memudar menjadi kelam.
Itu adalah tabir.
Sebuah penghalang antara dua penangkap cahaya dengan satu nurani.
Seringnya mutiara harapan terangkai untuk dapat membukanya, sebagai mahar agar dapat meraih kata bahagia dari sisi sebaliknya.

Itu adalah tabir
membuatku tak dapat melihat lukisan indah lain di luar.
Saat bintang mengejek kekuatan pikiran, "Aku akan tetap bertahan".
Sesaat mungkin tak mengapa, tapi kemudian aku resah kala tanda tua mulai menyapa.

Itu adalah tabir
sebuah keyakinan, bahwa hanya satu. Harapan tentang kebersamaan.

mungkin, perlu jendela diantara tabir itu. Agar aku tahu, ada yang lain.
Mungkin, perlu janji suci antara kau dan dia. Agar aku tahu, aku harus mengakhiri ini semua

Dalam Doamu namaku disebut

prolog
setelah penantian panjang menunggu, akhirnya ia datang
Kehadiran seseorang datang menjeput hati yang rindu
menjawab doa dalam lukisan puisi yang tersurat
dan menggenggam kembali hati yang mulai ternoda dan berkarat.
Namun
meski maksud telah terucap, rasa yang tersampaikan tak sesuai apa yang diharap

duhai,,kemudian senja kini mewarnai jiwa
sendu terlukis dalam wajah
Perih, pedih, namun entah mengapa terasa bahagia
begitu tahu yang dicinta memiliki harap yang sama



=====================================================================
Ya Ukhti..jagalah dirimu dan kuatkanlah hatimu, bukankah setiap manusia mengharapkan kebaikan..? apakah kamu meragukan apa yang Allah pilihkan untukmu..? bukankah apa yang terbaik adalah yang Allah pilihkan untukmu? dan orang-orang yang menyayangimu juga ikut merasakan suka, duka dan ceriamu...
bukan untuk dirimu seorang..ketahuilah ukhti,, jadilah muslimah yang mempunyai azam dan keimanan yang kuat atas semua cobaan yang menimpanya.. ingatlah Allah selalu. Sesungguhnya IA selalu bersama hamba-hambaNya yang taat dan bertaqwa dan mengingatNya selalu dan menjanjikan surgaNYA bagi mereka yang bersabar dengan cobaanNya dan menjanjikan penggantinya. Ukhti.. surga itu bukan hanya milik orang-orang yang selalu di masjid.. tapi diantara surga-surga itu ada yang memanggil penghuni-penghuninya yang bersabar tuk menikmati segala isinya yang dijanjikan Allah tuk mereka...

Ukhti janganlah bersedih, ketahuilah jika orang-orang yang menyayangimu melihatmu bersedih maka mreka pun lebih bersedih. merasakan duka karena ingin melihatmu bahagia. mereka ikut merasakan keadaan duka yang kamu rasakan sekarang. Aku selalu berdoa agar kamu mendapatkan yang kamu inginkan. Tabahlah semoga ukhti mendapatkannya kembali... itulah yang kulantunkan di bibir hatiku...
Amin

July, 10 2011

Sabtu, 07 Juli 2012

PT. Mitra Utama Global

 Moshi..moshi pembaca blog.
Apa kabar? sebelum dan sesudahnya saya mau mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf. Terima kasih karena sudah mau membaca blog ini. Maaf kalau postingan ini akan menyinggung beberapa orang. Mungkin juga instansi. Tapi kebenaran harus diungkap!

saya ingin bercerita pengalaman saya ketika melamar kerja untuk PT. Mitra Utama Global. Saya dapatkan informasi lowongan kerja ini dari salah satu koran ternama yang cukup terkenal di Indonesia. PT. MUG membutuhkan staff HRD, dan lain-lain dalam dalam waktu yang lama. Lokasi Perusahaan ini terletak di jl. Dr Raharjo di deretan ruko. (saya lupa nomor nya) di wilayah Manggarai.
waktu itu saya tinggal di bekasi dan masih cupu2nya lulus sekolah. dengan niat yang kuat saya pergi melamar kerja dengan naik kereta api dari stasiun bekasi. Saya termasuk orang yg penakut untuk perjalanan jauh *dulu.
Setelah di kereta saya bertemu penumpang lain. Beliau bertanya hendak kemana tujuan saya pergi. Lalu saya menjawab hendak pergi ke Manggarai untuk melamar pekerjaan di PT. Mitra Utama Global. Lalu penumpang itu melarang saya untuk pergi karena atas pengalaman temannya itu. Kemudian beberapa penumpang lain juga ikut memperingati saya untuk tidak pergi melamar kerja disana. KEnapa? saya heran sekali waktu itu. Ternyata mereka berkata bahwa perusahaan itu merupakan Perusahaan Ilegal. Banyak kasus penipuan dan korban penipuan yang terjerat oleh perusahaan tersebut. Tapi saya tidak percaya karena saya sendiri sudah bertekad untuk bekerja. Bagi saya, mungkin mereka ingin menghalang-halangi niat saya untuk bekerja. Karena saya harus berhati-hati terhadap orang asing.
Sesampai di perusahaan, seperti ruko dengan tiga lantai. saya taksir ukuran ruangan hanya 4x3 meter. Saya disuruh untuk menunggu di depan resepsionis dan mengisi daftar tamu. Sejauh ini saya rasa pekerjaan mereka cukup profesional. Kemudian saya dipanggil ke dalam ruangan yang terdapat banyak sekat. Sebut saja Mr. Ahmad. Beliau memanggil saya ke mejanya kemudian beliau bertanya.
"Kamu mau jabatan apa?"
"Kamu mau dapat gaji berapa?"
"Disini tidak perlu pengalaman kerja asalkan mau berusaha!"

Ah! saya suka sekali orang ini. Dia baik dan mau melihat niat saya yang ingin bekerja. tapi seketika saya jadi sebal ketika dia berkata,
"Bayar biaya formulir pendaftaran ke perusahaan untuk menjadi member perusahaan sebesar 450.000,00 rupiah. Bisa di cicil kok. Nanti akan ada bonus-bonus pekerjaan lainya. Lalu akan mendapatkan reward dari perusahaan. Kamu harus bekerja dari bawah dahulu. Sebagai Sales Promotion produk-produk kami", dia berkata sambil menunjukkan kertas brosur berisi produk-produk perusahaan mereka.
Saya melihat daftar harga disana. harga blender merek tidak baru dan tidak terkenal seharga Rp 478.000,00. Padahal harga produk terkenal di Lejel HOme Shopping itu sudah termasuk produk blender paling T.O.P. Tapi yang saya lihat di brosur hanya blender biasa seperti merek national yang seharga 80rb-an.

Waktu itu wajah saya langsung pias. KECEWA. setahu saya, perusahaan yang membutuhkan karyawan tidak akan meminta uang kepada calon karyawan. Bagaimana bisa perusahaan meminta uang pada Pelamar sedangkan mereka membutuhkan pekerjaan agar mendapatkan uang??
 Akan tetapi, karena saya membutuhkan pekerjaan maka saya membayar uang sebesar 35rb untuk uang muka. Sisanya di cicil pada pertemuan berikutnya. Ketika selesai wawancara, saya keluar bersama para pelamar lainnya yang datang bersama saya. Kami bertemu di bus arah balik ke stasiun. Kami berunding apakah ingin melanjutkan cicilan atau tidak. Saya optimis bisa terus bekerja di perusahaan itu, tapi kemudian saya merasa Tolol karena harus mengeluarkan uang tanpa alasan yang jelas.
Sesampai di rumah saya baru sadar kalau saya tertipu. Untung saja saya tidak kembali kesana. Karena ketika saya katakan saya melamar pekerjaan sebagai HRD, lalu tetangga saya bilang itu tidak mungkin karena itu hanya bisa dicapai oleh orang2 berpengalaman dan berpendidikan tinggi. Saya kecewa karena saya memang telah tertipu.

Jadi, terserah pembaca menganggap bagaimana cerita saya ini. Masih ingin melamar pekerjaan disana atau tidak?

Tambahan lagi.. Beberapa minggu kemudian saya mencari tahu mengenai perusahaan itu, ternyata rumor mengenai perusahaan penipu itu memang betul adanya. Bahkan perusahaan itu pernah terseret ke meja hijau dan mengganti namanya menjadi PT. Mitra Utama GLobal. Sebelumnya saya tidak tahu apa nama perusahaan tersebut.

Minggu, 25 Desember 2011

Memoar Of Ujung Genteng; (part II) perjalanan

The Day………

“AYuuuuuu…..!!! cepetan!! Udah jam enam nih! Kita kan kumpul di BSI jam enam. Jam tujuh brangkat. Kamu tuh lelet banget sih!”.

“iya kak tunggu dulu, Yu baru selesai mandi”, kata Ayu tergesa-gesa. Terdengar suara kresek-kresek dari suara handphone Charu.
Charu kesal setengah mati. Dia harus menunggu Ayu lagi. “KEBIASAAAN!! Tadi 
kan kakak udah bangunin kamu jam setengah lima!!”.

“IYAA AYu KETIDURAN!!! UDAH NAPA JANGAN NGOMONG MULU, YU MAU SIAP-SIAP NIH!”, Ayu membalas dengan berteriak kencang dari kejauhan. Charu semakin gondok. Padahal semalam Ayu sendiri yang mengatakan untuk bertemu di depan gardu pukul enam pagi. Ia sendiri yang memarahi Charu untuk jangan tidur begadang dan jangan terlambat bangun. Sekarang?? Sudah hamper setengah jam ia menunggu. Ayu baru muncul diantar oleh papanya 20 menit kemudian. Charu segera saja menjitak kepalanya dan dibalas dengan jitakan lagi dari Ayu. Kedua anak itu malah berkelahi di depan Papa Ayu.

“Heh! Udah-udahlah! Cepat pergi sana! Nanti telat lagi!”, ujar papa Ayu menengahi keduanya.
Ayu merenggut, lalu tersenyum centil pada papanya sambil menengadahkan tangan tanda meminta uang.
Papa menepuk telapak tangan Ayu yang terbuka, “apa-apan ini! Taadi kan udah dikasih sama mama”

“uuh,, ngga cukup lah pa… itu kan buat jajan. Kasihlah buat ongkos Yu, nanti berkurang jajan Ayu”.
Papa Ayu manyun, “hufht,, matere anak ni. Taunya minta duit aja sama orangtua”. Ayu nyengir lebar.

“Ayo kak! Cepetan! Jangan buat Ayu nunggu lama deh. Jadi orang kok lelet banget sih!”, Ayu nyolot pada Charu ketika Charu sedang membenarkan resleting tasnya yang terbuka.

“heh! Siapa yah yang lama! Kaka tuh nunggu kau sejam LEBIH TAUU!!”.

“Santai aja sih! Anak-anak BSI juga pasti banyak yang ngaret kok!”.

“tau dari mana kamu?”

“Lah, biasa kan?? TRADISI orang Indonesia tuh pada jam ngaret!”
Charu memicingkan matanya. Ingin sekali ia menoyol kepala Ayu sekali lagi, kayak lu bukan orang Indonesia aje!!, batin Charu.
Benar saja! Setibanya disana jam tujuh kurang lima, hanya ada dua orang saja!. Ada kak RIdwan dan Rio yang sudah lebih dulu tiba disana. Rio mengeluarkan rokok yang kedua dari bungkusnya ketika Ayu dan Charu ingin duduk di dekat mereka.

“ck! Payah nih anak-anak! Janjian jam enam, jam tujuh baru empat orang yang nongol! Ckckckck…. NGARET!”, keluh Rio.

“Rio! Ngerokoknya ntar aja deh! Aku alergi nih sama asep rokok!!”, ujar Charu menahan geram. Sisa asap rokok pertama yang tadi masih mengepul disekitar tempat itu.

“kakak kenapa kak?”, Tanya Ayu pada Kak Ridwan begitu melihat wajah Kak Ridwan sedikit pucat.

“kakak ngga tidur semalam yu, kakak begadang. Jadi kepalanya agak pusing”.

“yah! Ntar gimana? Emang kakak kuat?”

“tenang. Biasa aja kali”.
Tak lama kemudian muncul WIdi dengan teman perempuannya yang mengantar. Seharusnya ia menjadi penyedia motor dan menyediakan joki untuk perjalanan ini. Tapi entah kenapa, Widi berubah pikiran sehingga kelompok perjalanan ini kekurangan Joki. Untung ada Agung, teman pria Widi yang bersedia memberikan tumpangan untuk perjalanan kesana. Jam delapan sudah ada Putri, Mita, Sabeum RIzki dan kekasihnya, Kak Rahmat dan Kak Ulfa, Sabeum Ucok dan kawannya, Evi dan Sodri, juga Helmy. Belum ada tanda-tanda kedatangan kak Wahyu.
Baru saja Charu berpikir tentang mereka, Sabeum Sari muncul dengan anggunnya bersama dengan Sabeum Hilmi. Diikuti oleh kehadiran kak Wahyu dan Kak Itha.
Sebelum berangkat, Charu, Putri, Mita dan Ayu menikmati kudapan pagi bubur kaccang hijau yang lewat di depan kampus BSI. Evi terlihat masih asyik berbincang dengan Helmy dan Sodri. Sepertinya mereka sudah lama tak bertemu. Terlihat dari percakapan mereka yang terdengar seru. Ingin sekali Charu ikut kesitu karena beberapa teman lainnya mulai ikut nimbrung. Ternyata Helmy tidak bisa ikut bersama. Yah! Sayang sekali.
Tepat pukul 09.00 WIB di hari jum’at itu, tanggal 25 Desember 2010, Charu berdo’a bersama teman-teman yang lain agar perjalanan ini lancer dan diberikan kemudahan. Kelak dapat menjalin silaturahmi dan mendapatkan manfaatnya.

“TAE KWON DO?”… “BSI!!!”. Yel-yel sebelum berangkat.

Semua tourism yang berperan sebagai JOki menggunakan jaket Jaguar berwarna merah. Itu adalah jaket seragam.
Saat pembagian Joki, Charu kedapatan bersama kak RIdwan. Mita dengan Rio. Putri dengan sabeum Ucok. Tentu saja yang membawa kekasihnya, mereka bersama kekasihnya. Kecuali kak Ridwan. Dia terpaksa harus membawa Charu bukan Puji. Sedangkan Agung dan Widi harus menghadapi sedikit perdebatan a lot. WIdi ingin bersama Agung (kekasihnya) tapi sepertinya Agung sendiri keberatan. Agung dipasangkan dengan Ayu, sedangkan Widi bersama Sabeum randi. Maka Ayu dan Agung harus bersama dan diletakkan di barisan akhir karena motor Agung lebih kuat untuk medan pegunungan. Mereka menjadi back up jika ada yang tertinggal bersama dengan Kak Wahyu. Sedangkan untuk baris paling depan ada Sabeum Sari dan Sabeum Hilmi sebagai penunjuk jalan.
Ada sebelas pasang yang turut dalam rombongan ini.
No
Joki
Penumpang
1
Sabeum Hilmy
Sabeum Sari
2
Sabeum RizKY
His Girlfriend
3
Sodri
Evi
4
Rio
Mita
5
Sabeum Randi
Widi
6
Rahmat
Ulfa
7
Sabeum Ucok
Putri
8
RIdwan
Charu
9
Agung
Ayu
10
Ade
Fera
11
Wahyu
Itha
Rute perjalanan yang ditempuh melalui jalur kecil di perumahan wilayah Depok supaya lebih cepat sampai ke bogor dan menghidari kemacetan. Berhubung hari ini hari Jum’at, maka semua Joki harus mampir dahulu di sebuah Masjid besar yang mereka lewati di daerah (__________).  Sambil menunggu ceramah selesai, para penumpang alias wanita semua mengungsi ke depan masjid untuk beristirahat. Charu membeli seporsi siomay, Mita membeli dua potong buah, dan terlihat beberapa wanita lainnya membeli sesuatu untuk dimakan. Sepertinya sudah terasa lapar karena hari sudah beranjak siang. Usai para Joki shalat, para penumpang bergantian masuk masjid untuk menunaikan shalat zhuhur.
Perjalanan dilanjutkan kembali, mereka mampir di sebuah warung makan Padang di daerah (____). Semua menikmati makan siang yang sudah telat itu.

“ru lu kaga makan?”, sapa kak Wahyu.

“Ngga kak, tadi udah makan somay”.

“yaudah bungkus aja kalo gitu. Kita ngga mampir lagi loh ke warung. Ntar laper lagi. Jangan sampai perut kosonglah! Masuk angin nanti”.

“ngga kak. Aku kenyang”, ujar Charu manta. “Evi tuh yang daritadi pagi ngga sarapan. Suruh dia makan tuh kak”, sahut Charu sambil menunjuk Evi yang asyik foto sana sini.

“Vi. Makan dulu lu”, tegur kak Wahyu untuk kedua kalinya pada wanita tukang diet ini. Evi hanya menggeleng mengatakan bahwa ia malas makan.
Yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala, terutama Sodri yang kewalahan merayu Evi untuk makan. Dia tak mau kekasihnya itu sakit di perjalanan nanti.
Perjalanan dilanjutkan, hari sudah menunjukkan pukul 16.20 WIB, tapi mereka baru sampai di wilayah (_______).  Sepertinya rombongan ini mengalami sedikit kendala. Pimpinan rombongan salah mengambil belokan yang berimbas pada semuanya. Ternyata mereka ada di daerah (_______). Akhirnya seenak mereka menunaikan shalat ashar. Sepulang dari shalat di masjid (_____-), ban motor Sabaeum Randi bocor. Itu berarti sudah dua motor yang bermasalah, mau tak mau mereka harus mampir terlebih dahulu ke tukang tambal ban. Charu, Mita, Rio dan Kak Ridwan rupanya terpisah dari rombongan. Mereka tertinggal di sebuah kedai kecil di daerah perkampungan yang sepanjang memandang jalanan itu hanya tanah merah dan kering. Langit sudah mau gelap, dan mereka masih di wilayah bogor. Dalamkeadaan membosankan itu, Charu dan Mita masih saja bisa bernarsis RIa!
 
Melihat mereka berdua yang ceria, Kak RIdwan dan Rio hanya geleng-geleng kelapa. Eh kepala!. Penulis bilang begini karena mereka kekurangan air minum waktu itu. Setelah menunggu hamper satu jam, rombongan yang lainnya pun muncul.
. Charu merasa Lega karena ia sudah suntuk menunggu di gubuk yang menurutnya sedikit beraura mistik. Tak lupa sedikit mengambil gambar dijalan itu.
Perjalanan di lanjutkan kembali, sekitar pukul 18.00 WIB, rombongan mulai memasuki wilayah perkampungan yang berujung pada jalan hutan yang panjang. Di percabangan daerah SURADE, mereka mulai merasakan rintik hujan membasahi tubuh mereka. Langit semakin gelap. Hawa semakin dingin. Kak Ridwan untuk kedua kalinya memperingati Charu  bahwa ia sudah mengijinkan Charu bila ingin berpegangan padanya. Hujan rintik berubah menjadi deras. Semua rombongan berhenti untuk mengenakan jas hujan dan melanjutkan kembali perjalanan. Sepanjang jalan itu, Charu merasa kurang baik.

“ru kalo kenapa-napa bilang ya sama kakak”.

“Iya kak”, sahut Charu pada kak Ridwan.

Selang beberapa lama kemudian Charu merasa begitu sakit di bagian pundak. Ransel yang ia kenakan terasa begitu berat dan mencengkram kuat pundaknya, seakan meremas pundak Charu hingga ingin melumatkan tulang belikatnya. Lehernya terasa tercekik, perutnya seperti diaduk mixer buah. Mual. Kak ridwan tak juga menghentikan motornya.

“kak, kayaknya aku mau muntah”. Charu mengatakan hal itu sampai dua kali, namun karena perjalanan tak mungkin dihentikan, kak ridwan terus saja melajukan motornya. Tidak mungkin rasanya ia berhenti begitu saja mengingat roombongan lainnya juga harus segera sampai tujuan.

Charu menahan perasaan sakit yang mulai menjalari seluruh tubuhnya. Ia hanya bisa berzikir menyebut nama Allah SWT untuk diberikan kekuatan dan perlindungan. Tiga kali ia hembuskan nafas  berlafadzkan ayat Kursiy pada telapak tangannya lalu ia usapkan keseluruh tubuhnya yang terjangkau dengan posisi dibonceng seperti itu. Selang lima menit kemudian, Charu tertidur. Entah itu tidur atau pingsan. Tapi rasa sakit yang ia rasakan amat kuat, ketika ia membuka mata,

“Bhuaaaarhhh……”, semburan isi perut menyembur keluar dari mulut Charu. Air asam bercampur sisa daun kol somay tadi siang dan tulang ikan halus berhamburan keluar. Muncrat! Mengenai motor yang dibelakang Charu. Rasa-rasanya motor itu berwarna biru. Mungkin itu milik Kak Rahmat. Charu tidak ingat motor siapa yang dibelakang mereka.

Kemudian suara klakson bersahutan. Tanda rombongan harus berhenti. Pasangan yang paling depan adalah pasangan yang paling akir menerima sinyal tersebut. Mereka berhenti di tengah hutan di dekat sebuah mushala tua dengan sumur tua di samping bangunan tersebut. Sepertinya mushala itu sudah tidak terpakai lagi. Debu terlihat disana sini. Suasana sudah sangat gelap. Tak ada cahaya selain dari bangunan reyot tempat mereka berhenti sementara itu. Sekitar mereka hanya ada ilalang tinggi dan pepohonan tinggi yang mungkin sudah berumur puluhan tahun. Rombongan berhenti tentu saja karena masalah si Charu yang muntah!. Kak Ulfa dating membawa sebotol air mineral dan sekerat roti untuk menggantikan isi yang keluar. Wajah Charu sudah pucat pasi.

“huh, lu tadi ngga makan ya ru!”, Tanya kak Wahyu. Charu hanya menggeleng dengan lemah.

“siapa lagi yang ngerasa mau muntah? Sekarang aja. Atau masing-masing pegang plastic aja biar kita ngga berhenti-berhenti lagi”.

Tentu saja hanya Charu yang menuruti perintah itu. Karena hanya dia yang merasa mau muntah lagi. Perjalanan dilanjutkan kembali.

Vi…. Buka matamu!!!
19.00 pm, waktu berputar terus disekitar angkat satu sampai dua belas. Begitu yang mereka rasakan selama perjalanan menuju lokasi. Pimpinan perjalanan merasa heran dengan route yang mereka tempuh. Sepertinya mereka tersesat karena terus berputar di hutan saja.  Charu menoleh ke belakang, ia melihat Ayu dengan santainya mendengarkan music di kegelapan malam. Padahal penumpang lain sudah merasa tak nyaman. Para joki pun ikut merasa tertekan karena belum juga beristirahat. Mereka terpaksa terus melajukan motornya karena tak ada tempat peristirahatan di sekitar sana. Hanya ada pepohonan tinggi dan jalanan aspal yang licin dan basah oleh hujan.
Tiba-tiba, motor yang dibawa Sodri terlihat tidak stabil. Evi seperti hendak tumbang. Pegangannya terasa melemah dari pinggang SOdri. Rupanya ia pingsan. Semua rombongan terpaksa berhenti lagi untuk melihat keadaan EVi.

“Vi,, sadar vi”, kata Mita mencoba membangunkan Evi. Sodri terlihat terus memangku Evi, mencoba agar membuat Evi nyaman.
Irama napas Evi tak beraturan. Kemudian matanya terbuka.

“lu baik-baik aja vi?”.

Yang lain sibuk memberikan evi minyak kayu putih, balsam, juga air minum. Sepertinya kondisi Evi sudah membaik sehingga perjalanan dilanjutkan. Namun tidak jauh dari lokasi sebelumnya, Evi mulai menunjukkan sedikit keanehan. Dia mengigau. Tubuhnya lemas dan ia pingsan lagi. Sodri panic, yang lain juga terlihat panic. Semuanya berhenti. Di tengah hutan yang gelap. Tak ada sedikit pun cahaya yang hadir selain dari lampu motor mereka. Gelap. Amat mencekam. Charu benci keadaan ini. Ia hanya bisa duduk di belakang kak RIdwan.

“Kak, nanti kalo jalan lagi, pokoknya kita jangan di barisan paling belakang!”, Charu sedikit memaksa dari kata-katanya.

“emang kenapa ru?”

“Pokoknya jangan. Perasaan aku bener-bener ngga enak banget. Ngga nyaman”, Charu merasakan ada aura aneh yang mengelilinginya. Terutama ia rasakan di tempat mereka berhenti sekarang.

“Arrghh….”, Evi menjerit kencang ketika Hilmi memencet ujung jari kakinya. 

“Sakiiit”, suara Evi terdengar parau seperti bukan suaranya.

“vi…vi… nyebut vi.. nyebut… istighfar!!”, kata Mita sambil membisikkan Lafadz Allah ke telinga Evi.

Kondisi Evi mengenaskan! Tubuhnya terlihat lunglai, tapi begitu ia berontak, tiga pria Joki rombongan ini tak kuasa menahannya. Seperti ada yang merasuki Evi. Mata Evi pun menunjukkan reaksi yang tak menyenangkan untuk dilihat. Matanya seperti menerawang ke atas hingga pupil matanya berbalik dan memperlihatkan bagian putih matanya saja.

“Hiyyy…..”, Kak Ulfa bergidik. “Masya Allah Evi. Nyebut. Astagfirullah”, kak Ulfa memberikan botol minum itu pada Charu ketika Charu menghampirinya.
Kak Wahyu menyodorkan balsam pada Mita untuk dioleskan ke tubuh Evi. Tak ada yang tahu apa yang mereka pikirkan saat ini tapi penulis beranggapan, 

seperti ini
Wahyu
“vi, lu kalo pingsan lagi, besok2 bawa sarung n balsam ya! Hupht!”
Ayu
“duh, pinggang Yu pegel banget. Kapan she ni sampenya? Mana gelap pula”
Ridwan
“Ay, kamu udah tidur belum ya? Kepalaku pusing. Ngantuk. Ada-ada aja dah nih masalah di jalan”
Charu
“Yaa Allah.. lindungi akuuu >.<, perasaan aku ngga enak banget!”
Ulfa
“yang.. Aku cape. Tapi kamu lebih cape lagi ya pasti? Si Evi ngga sadar-sadar juga. Aku jadi ikut merinding deh”
Mita
“VI.. lu jangan buat gue takut napa!” (Mita harus jaga Evi di belakang. Jadi satu motor bertiga)
Hilmi
“setan..ssetan… pergi kau dari tubuh Evi”
Itha
“Pegel…. TT___TT”
Fera
“Ich… Fe takut”
Ade
“Astagfirullah,, vi… banyakin istighfar”
Sodri
“besok gue bawa sarung aja kali ya? Buat ngiket dia kalo kenapa2. Sayang,,, kamu ngga makan sih tadi siang. Bandel banget deh dibilangin!”
Rio
“pengen cepet-cepet ke mushala dah nih. Mata udah minta tidur aja hm…”
Evi
“Bapak, kok ikut evi?” (Alm. Bp)





Hutan lagi,,,, hutan lagi….
Akhirnya karena kondisi Evi yang tidak bisa disadarkan, Mita terpaksa harus pindah dari motor Rio ke tempat Sodri untuk menahan tubuh Evi. Evi lemas. Sepertinya ia memang sedang sakit. Sejak pagi dia memang tidak makan apapun. Begitulah kalau kondisi tubuh dalam perjalanan. Meskipun hanya duduk di motor saja tapi tubuh juga bekerja. Sedangkan tubuh Evi yang kurus itu tak mampu menahan serangan udara malam.
Mereka melanjutkan perjalanan kembali. Charu sungguh senang begitu mendengar desas desus bahwa mereka hamper sampai ketika mereka berhenti di sebuah warung di daerah (_____) untuk membeli minuman hangat.

“berapa lama lagi kak kita sampai?”

“ada sejam lagi lah kira-kira”

“itu tanda apa ya?”, Tanya Charu menunjuk sebuah beton persegi panjang seperti ukuran balok bertuliskan 98 KM berdiri di pinggir jalan. Ia seperti penunjuk jalan.

“iitu artinya masih ada sejauh itu lagi yang harus kita tempuh buat sampai ujung genteng”.

“hah??!!”, Charu lemes. “kapan sampenya? Udah pengen nyebur aja deh ke laut”.

“semuanya juga pengennya begitu ru. Sabarlah”, kata Putri menimpali.

“ru, kakak ngantuk”, kata Kak Ridwan ketika melewati belokan licin. Charu kaget mendengarnya. Ia takut.

“Kak! Jangan ngantuk! Semangat!!”, padahal matanya juga sudah 3 watt. (mau nyebut 5 watt kayaknya ga cocok. Liat aja lampu Philips 5 watt terangnya hebat).

Charu takut, tapi mau bagaimana lagi? Jika ia mengantuk, resiko kak Ridwan tidur besar pula. Terpaksa ia membuka matanya sebesar mungkin. Ia berharap ada penjepit jemuran bisa di temple di kelopak matanya yang semakin berat, Ikut berjaga sambil memperhatikan jalanan yang GELAP.
Herannya, kenapa mereka lagi-lagi harus melewati hutan lagi, hutan lagi. Perjalanan ini lebih banyak menemui pepohonan tinggi menjulang  daripada pemukiman warga. Charu berharap bisa melewati jalan yang terang, banyak lampunya. Tidak seperti saat ini. Yang terlihat hanya kegelapan. Akhirnya ia hanya bersembunyi di balik punggung Kak Ridwan sambil menutup matanya. Berharap tak melihat ‘sesuatu’ lagi.

Suara hantu
Mereka berhenti di sebuah mushala Pertamina di wilayah ujung genteng. Namun pantai yang ingin di lihat Charu masih belum terlihat. Masih ada 2 KM lagi dari lokasi peristirahatan sementara mereka. Begitu turun dari motor, para penumpang langsung berburu toilet. Ada yang ingin cuci muka, ada yang berwudhu, ada juga yang minum. (lhoh??).
Mereka bergantian menunaikan ibadah shalat isya. Ada yang shalat tahajjud. Ada juga yang meng-qadha shalatnya. Charu, Ayu, Mita, Widi, dan Fera duduk di depan beranda mushala Pertamina itu. Suasana hening mendadak pecah begitu mereka mendengar suara GRROOOkkk sangat kencang.

“Mit itu suara apa?”, Tanya Widi

“Mana? Gue ngga denger”, sahut Mita.
Mereka beranjak pergi meninggalkan Charu. Ayu pergi ke dalam Mushala untuk tidur. Sama seperti yang lainnya. Beberapa yang lain ada yang pergi ke warung kopi sekedar menghangatkan badan dan mengisi energy. Kak Ulfa duduk mendekat ke Charu. Ada pacarnya Sabeum risky yang juga ikut duduk disebelahnya. Mereka saling duduk menyandar dan memejamkan mata.
Suara itu terdengar lagi. Agak sayup-sayup semakin lama makin jelas terdengar .

“Kak, itu suara apa sih? Kok nyeremin aja”, ujar Charu berbisik pada kak Ulfa.
Widi berdiri di depan pintu mushala dengan mata setengah dipicingkan.

“Ru, sini”, kata WIdi, menyuruh Charu berdiri di dekatnya. Charu takut Widi menunjukkan sesuatu yang horror padanya. Itu akan membuat ia paranoid selama berbulan-bulan.

“ngga ah, mau ngapain?”

“lu mau tau kan suara apaan tadi?”.

“ngga”, jawab Charu cepat. Takut Widi menunjukkan hal aneh.
Tapi akhirnya Charu bangkit juga melihat kak Ulfa berdiri mendekati WIdi. Ketika di lihat sumber suara menyeramkan itu, ternyataa…………
Widi menahan  diri untuk tidak berkomentar pedas. Charu menahan mulutnya untuk tidak terbuka. Kak Ulfa hanya menggeleng kepala dan berkata, “Oh!”. 
Sabeum Rizky mendengkur. (to be continued)