Tampilkan postingan dengan label Sosial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosial. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 Oktober 2012

"Sumpah Pemuda" Sudah Aki-Aki


Tepat pada hari ini sekitar 84 thn yg lalu. pemuda negara qt melakukan sebuah tindakan berani berdasarkan ikrar yg disebut

SUMPAH PEMUDA

bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Berbahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Semakin mendekati usia tua usia kemerdekaan rasa-rasanya ikrar tersebut bagaikan angin lalu saja. Jika kita melirik kronologi yang terjadi pada pemuda indonesia kini.

Bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.

Dulu:
Mengapa sumpah ini disebut dengan sumpah pemuda?

Pemuda itu adalah manusia yang memiliki jiwa berjuang yang tinggi. Semangat yang menggelora. Kekuatan yang lebih besar dibandingkan usian kanak-kanak ataupun orang tua. Maka dari itu merekalah lebih banyak yang menjadi penggerak dalam perjuangan kemerdekaan negara Indonesia sewaktu warga asing menginvansi wilayah Indonesia. Walaupun penjajahan di wilayah lain, mereka bergerak bersama menyatukan pemikiran, strategi dan kekuatan untuk menghalau musuh yang berusaha menguasai negara ini. Tapi..

itu pemuda dulu...

sekarang:

Pemuda kini lebih banyak bersikap acuh. Melihat negara bagiannya sendiri di eksploitasi oleh orang asing, diam saja. Orang-orang pintar lari keluar negeri mengais rejeki disana. yang tersisa hanya orang-orang yang 'lugu' menerima kenyataan bahwa sedikit demi sedikit negara tempat tinggalnya dikuasai orang asing.

kalaupun ada yang bergerak,,, terbatas sampai menggunakan kekerasan yang berujung pada pemberontakan konyol tanpa hasil.

Sungguh miris.... Kenyataannya Pemerintah sendiri masih belum bisa mengatasi pencurian kekayaan alam yang terjadi di negara ini kendatipun negara ini banyak memiliki Angatan Darat, Laut, dan Udara-nya.

Orang yang memiliki kemampuan hebat tak dihargai, sedangkan orang yang suka menjilat diangkat!

Pemuda.... Mana intelektualmu????? Bertumpah darah satu, tanah air indonesia..


berbangsa yang satu, bangsa Indonesia



dulu:

Berbagai prestasi yang diperoleh oleh bangsa kita sangat membanggakan. Membuat negara lain-pun gentar mendengar kata "Indonesia" dalam setiap kejuaraan. Pemuda yang berjiwa semangat berkobar memprioritaskan nama bangsanya sendiri dan BANGGA menjaga nama baik INDONESIA meski saat itu masih belum menyamai negara lain dalam bidang teknologi.

sekarang:

bahkan untuk hal yang paling kecil saja,,, meluangkan waktu untuk kepentingan warga Indonesia sendiri masih kerap terjadi istilah "molor waktu". Bahkan yang paling miris di dengar jika ada yang bilang "Namanya juga orang INDONESIA,,, kalo ontime bukan indo berarti.". Mendengar penuturan itu rasanya seperti tamparan untuk orang yang berbicara. MEmangnya ente bukan orang Indonesia?

sungguh Ironis.

Pemuda.... Mana Kreatifitasmu???? Bangga berbangsa Indonesia. Kau lah yang menentukan!

Berbahasa persatuan, Bahasa Indonesia.


dulu:

Pemuda berbondong-bondong mempelajari bahasa persatuan Indonesia mulai dari perkotaan sampai pelosok. HANYA demi mereka dapat bisa BERBAHASA satu, Bahasa Indonesia. Banyak Sastrawan hebat terlahir karena kecintaannya pada bahasa indonesia yang memiliki unsur budaya, tata krama, dan keberadaban.

Sekarang:

mempelajari bahasa Indonesia dalam mata pelajaran saja sudah malas-malasan.

Kini bahasa Indonesia yang memiliki nilai sastra tinggi berubah sedikit demi sedikit menjadi bahasa 4La! yang mayoritas digunakan hampir olelh pemuda Indonesia. Jika ditanya kenapa? jawabnya TREN.

sungguh... ter..laa..lu!

PEmuda.....oh pemuda..

Senin, 27 Juni 2011

tipe kepribadian manusia

di postingan ini saya baru saja membaca sebuah blog dan postingan seorang senior saya di forum lingkar pena mengenai tipe-tipe kepribadian seseorang. sangat unik sekali ternyata dunia ini. memang adanya perbedaan itulah yang membuat dunia menjadi terasa indah. tinggal bagaimana kita-nya saja yang memandang perbedaan itu seperti apa. sama saja seperti saat kita menghadapi sebuah permasalah. well.. pengunjung blog saya yang cakep... :D 
simak saja bahasan berikut ini:


Tiap saat kita berhadapan dengan bermacam-macam situasi. Terutama ketika berhubungan dengan orang lain.


Sebagai pemimpin, mengertikah kita bagaimana cara `membakar’ motivasi para pegawai kita? Sebagai ibu, kita sering bingung nggak habis pikir plus pusing oleh watak keras kepala anak-anak kita?! Tak jarang pula, sebagai suami kita terus-terusan bertengkar sama istri yang padahal juga kita sayangi dan cintai?Adakah `zat kimia’ tertentu atau pola tertentu yang mempengaruhi sifat, sikap dan reaksi kita dan merasa dalam menghadapi berbagai situasi… sehingga kita bisa lebih berdamai dan mengerti mengapa semua reaksi itu terjadi? Bukankah akan lebih nikmat hidup ini kalau kita satu sama lain saling memahami?

Florence Litteur, penulis buku terlaris “Personality Plus” menguraikan, ada empat pola watak dasar manusia. Kalau saja semua sudah kita pahami, kita akan sangat terbantu sekali dalam berhubungan dengan orang lain.Kita akan jadi mengerti mengapa suami kita tiba-tiba marah sekali ketika meja kerjanya yang berantakan kita atur rapi. Kita juga akan mudah memahami mengapa pegawai kita gampang sekali berjanji… dan hebatnya dengan mudah pula ia melupakannya, “Oh ya, saya lupa”katanya sambil tertawa santai. Kita juga akan mudah mengerti mengapa istri kita nggak mau dengar sedikitpun pendapat kita, tak mau kalah,cenderung mempertahankan diri, selalu merasa benar dengan pendapatnya dan makin sengit bertengkar kalau kita mau coba-coba untuk mengalahkannya.


Yang pertama, kata Florence adalah golongan Sanguinis, “Yang Populer”. Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senangsekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.

Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apapun juga.


Lain lagi dengan tipe kedua, golongan melankoli, “Yang Sempurna”. Agak berseberangan dengan sang sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankoli cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.

Orang melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankoli’ tak `kan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri `melankoli’ anda, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.


Ketiga, manusia Koleris, “Yang Kuat”. Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa sajaia `suruh’ melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ itu membuat banyak orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orangberusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban’ karakternya yang suka `ngatur’ dan tak mau kalah itu.

Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”,tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi…” maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah.


Hal ini berbeda sekali dengan jenis keempat, sang Phlegmatis “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.

Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah parapendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis.

Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan”. Jadi kalau anda punya staf atau pegawai phlegmatis, andaharus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri oleh dirinya.


Mencoba Mengerti Orang Lain


Nah, sekarang anda masuk golongan mana? Coba amati istri, suami atau anak-anak anda, mereka golongan apa? Jangan-jangan anda sekarang mulai mengerti mengapa suami-istri-anak-rekan anda bertingkahlaku “seperti itu” selama ini. Dan anda pun akan tertawa sendiri mengingat-ingat berbagai perilaku dan kejadian selama ini.

Ya, tapi apakah persis begitu? Tentu saja tidak. Florence Litteur, berdasarkan penelitiannya bertahun-tahun telah melihat bahwa ternyata keempat watak itu pada dasarnya juga dimiliki setiap orang. Yang beda hanyalah `kadar’nya. Oleh sebab itu muncullah beberapa kombinasi watak manusia.


Ada orang yang tergolong Koleris Sanguinis. Artinya kedua watak itu dominan sekali dalam mempengaruhi cara kerja dan pola hubungannya dengan orang lain. Di sekitar kita banyak sekali orang-orang koleris sanguinis ini. Ia suka mengatur-atur orang, tapi juga senang bicara (dan mudah juga jadi pelupa).


Ada pula golongan Koleris Melankolik. Mungkin anda akan kurang suka bergaul dengan dia. Bicaranya dingin, kalem, baku, suka mengatur, tak mau kalah dan terasa kadang menyakitkan (walaupun sebetulnya iatak bermaksud begitu). Setiap jawaban anda selalu ia kejar sampai mendalam. Sehingga kadang serasa diintrogasi, sebab memang ia ingin sempurna, tahu secara lengkap dan agak dingin. Menghadapi orang koleris melankolik, anda harus fahami saja sifatnya yang memang `begitu’ dan tingkatkan kesabaran anda. Yang penting sekarang anda tahu, bahwa ia sebetulnya juga baik, namun tampak di permukaan kadang kurang simpatik, itu saja.


Lain lagi dengan kaum Phlegmatis Melankolik. Pembawaannya diam, tenang, tapi ingat… semua yang anda katakan, akan ia pikirkan, ia analisa. Lalu saat mengambil keputusan pastilah keputusannya berdasarkan perenungan yang mendalam dan ia pikirkan matang-matang.


Banyak lagi tentunya kombinasi-kombinasi yang ada pada tiap manusia. Akan tetapi yang penting adalah bagaimana memanfaatkannya dalam berbagai aktivitas hidup kita. Jika suami istri saling mengerti sifat dan watak ini, mereka akan cenderung berusaha `memaafkan’ pasangannya. Lalu berusaha untuk menyikapinya secara bijaksana.


Begitu pula saat menerima calon pegawai. Untuk bidang-bidang yang membutuhkan tingkat ketelitian dan keteraturan yang tinggi, jauh lebih baik anda tempatkan orang-orang yang melankolik sempurna. Sedang di bagian promosi, iklan, resepsionis, MC, humas, wiraniaga, tentu jauh lebih tepat anda tempatkan orang-orang sanguinis. Lalu jangan posisikan orang-orang phlegmatis di bagian penagihan ataupun penjualan. Hasilnya pasti akan amat mengecewakan.


Begitulah, manusia memang amat beragam. Muncul sedikit tanda tanya, diantara semua watak itu, mana yang paling baik? Jawabannya, menurut Florence, tak ada yang paling baik. Semuanya baik. Tanpa orangsanguinis, dunia ini akan terasa sepi. Tanpa orang melankoli, mungkin tak ada kemajuan di bidang riset, keilmuan dan budaya. Tanpa kaum koleris, dunia ini akan berantakan tanpa arah dan tujuan. Tanpa sang phlegmatis, tiada orang bijak yang mampu mendamaikan dunia.


Yang penting bukan mana yang terbaik. Sebab kita semua bisa mengasah keterampilan kita berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill). Seorang yang ahli dalam berurusan dengan orang lain, ia akan mudah beradaptasi dengan berbagai watak itu. Ia tahu bagaimana menghadapi sifat pelupa dan watak acaknya kaum sanguinis, misalnya dengan memintanya untuk selalu buat rencana dan memintanya melakukansegera. Ia jago memanas-manasi (menantang) potensi orang koleris mencapai goal-nya, atau `membakar’ sang phlegmatis agar segera bertindak saat itu juga.”Inilah seninya”, kata Florence “dalam berinteraksi dengan orang lain”. Tentu saja awalnya adalah, “Anda dulu yang harus berubah”. Belajarlah jadi pengamat tingkah laku manusia…(lalu tertawalah)!


Oke,..menurut anda saya tipe yang manakah?

tunggu postingan berikuntnya..:)


Belum tau kira2 kepribadian anda? Coba lakukan tes disini..yah hasilnya bisa memberikan sedikit gambaran..

diambil dari http://ahli.wordpress.com/2007/08/30/sangunis-melankolis-koleris-plegmatis/